Senin, 30 Juni 2008

Ekonomi Islam; Mutiara Sekaligus Solusi Krisis Ekonomi

Oleh: Sumar'in
KRISIS multi dimensi yang melanda bangsa ini, merupakan sebuah produk globalisasi. Melamahnya nilai rupiah dilanjutkan dengan inflasi secara besar-besaran, merupakan titik awal dari krisis yang membawa dampak pada stabilitas dan kehidupan perekonomian negri ini. Tak tanggung lagi, krisis ekonomi tersebut juga menularkan penyakitnya pada wilayah lain. Aspek sosial, budaya, politik ikut-ikutan mengalami goncangan yang menyebabkan kompleksitas permasalahan yang harus diselesaikan oleh para stick holder selaku pemegang kebijakan global.

Namun dari keadaan krisis tersebut, ada sebuah fenomena menarik yang kita temukan akhir-akhir ini. Timbulnya kesadaran transedental untuk mengembalikan segala problematika kehidupan kepada nilai-nilai Islam, serta mempelajari khazanah keilmuan agama dengan mensingkronkannya kepada sistem kehidupan kekinian. Kesadaran dalam masyarakat akhirnya mengkristal membentuk sebuah gerakan kebangkitan Islam (shohwah Islamiyah), salah satu manifestasi dari gerakan tersebut adalah munculnya berbagai komunitas yang mengkaji dan mengkelaborasikan konsep dan paradigma Islam sesuai dengan tuntutan zaman. Pengkristalan pemikiran dan gerakan tersebut juga mencoba membuat sebuah alternatif sekaligus jawaban dalam kehidupan krisis.

Keterpurukan ekonomi, yang merupakan akar permasalahan bangsa ini, juga menimbulkan sebuah pemikiran baru. Ketika masyarakat mulai kehilangan kepercayaan terhadap ekonomi konvensional, para pemikir Islam, menawarkan sebuah konsep ekonomi yang sudah lama di lupakan, yakni sistem ekonomi Islam (Nizhom al-iqtishad al-Islamiyah) yang telah mengantarkan umat Islam kepada Real welfare (falah), kesejahteraan yang sebenarnya dimasa lalu. Memang benar bahwa semua konsep ekonomi mempunyai tujuan mulia untuk mengantarkan penganutnya pada falah (kesejahteraan). Namun menjadi kenistaan ketika ekonomi konvensional menganggap falah hanya pada aspek per capita Income, konsumsi fisik yang sarat dengan pemikiran hedonisme dan oportunisme, justru memberikan dampak kepada keuntungan dan kesenangan sekelompok orang, sementara dilain pihak kelaparan, kemiskinan dan penganguran mendominasi kehidupan masyarakat secara global.

Dilain sisi ekonomi Islam, yang sangat menekankan kepada keluhuran akhlak dan moralitas. Tidak hanya memandang falah pada aspek per capita Income tapi ia hanyalah sebatas necessary Condition dalam isi kesejahteraan dan bukan sufficient condition. Dalam konsep Islam, esensi manusia ada pada ruhaniyah. Karena itu seluruh kegiatan dunia termasuk dalam aspek ekonomi tidak hanya menjadikan tuntutan fisik sebagai kepuasan finalty, tapi juga harus memenuhi kebutuhan ruhani. Sehingga tak heran, Ekonomi Islam sangat diminati bukan hanya oleh kalangan Islam itu sendiri, juga diterima dengan baik dikalangan masyarakat yang heterogen, karena ekonomi Islam dinilai sesuai dengan fitrah manusia. Namun perlu digaris bawahi kehadiran ekonomi Islam bukanlah sebuah tuntutan dari kelemahan dan ketidak adilan ekonomi konvensional, ekonomi Islam hadir sebagai produk dari kesempurnaan islam. Adalah salah anggapan bahwa ekonomi Islam merupakan prodak baru, dari sebuah tuntutan dan menjadi rival ekonomi konvensional. Ekonomi Islam merupakan mutiara, sekaligus solusi kondisi Krisis saat ini.

Dalam wacana ekonomi Islam, tidak perlu adanya perdebatan skenario kaidah-kaidah ekonomi. Akan tetapi yang paling urgen adalah, kapabilitass intelektual dan cendekiawan muslim dalam mengkodifikasikan nilai-nilai Islam dalam tatanan ekonomi. Karakteristik dasar Islam yang sangat kaya dengan nilai dan kaidah hukum menjadi referensi dan koridor dalam memberikan pemikiran ekonomi ( Economic Thought). Disamping itu konsep ekonomi Islam memberikan kebebasan kepada penganutnya untuk melakukan ijtihat, selama tidak melanggar guide line, yang telah digariskan oleh Islam.

Karena itu, sangatlah penting bagi siapa saja, khususnya bagi para intelektual dan praktisi ekonomi untuk mengenal lebih mendalam tentang ekonomi Islam. Bukan waktunya lagi untuk ber-Prejudice (buruk sangka) terhadap Islam secara keseluruhan. Penerapan ekonomi Islam juga merupakan sebuah indikasi akan kesediaan kita masuk kedalam Islam secara Kaffah. Karena Islam bukan hanya sebuah agama, namun Islam merupakan sistem yang Universal mengatur kehidupan manusia didunia. Pada saat bersamaan penerapan ekonomi Islam juga akan memberikan imlikasi terhadap keadilan dan kesejahteraan secara Global.

(Penulis adalah Mentor Ekonomi Islam Fossei (Forus Silaturahmi Studi Ekonomi Islam) wilayah Kal-Bar, pendiri Study Of Islamic Economy Community (SIE.COM) STAIN Pontianak)

0 komentar: