Kamis, 03 Juli 2008

Hari Anak Nasional; Evaluasi Perbaikan Gizi Buruk Pada Anak

Oleh : Wandy

"Hak anak yang harus dipenuhi orang tuanya ialah mengajarnya menulis, berenang, melempar, dan memberi rizki yang baik" ( Al-Hadits riwayat Abu Syaikh dan Baihaqi )
Moment Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 22 Juli 2007 merupakan suatu moment dalam rangka introspeksi dalam merekonstruksi bagaimana perkembangan peningkatan kualitas gizi pada anak di Indonesia yang mana pada hal ini masih banyak anak - anak yang tercatat dalam keadaan jasmani yang tidak sehat terutama gizi buruk yang kadangkala menjadi beban bagi para orang tua terhadap anaknya.

Jikalau para orang tua mengerti dan paham akan gizi yang paling mendasar dan harus diperhatikan adalah zat - zat yang di perlukan di dalam tubuh manusia seperti Zat pembakar yang berupa makanan pokok, zat pembangun atau yang biasa kita kenal dengan protein, dan juga zat pelindung yang merupakan Vitamin maupun mineral. Dan untuk makanan ini juga harus pada kategori makanan yang sehat yang tidak merugikan anak dalam segi kesehatan jasmani. Apabila makanan seseorang kurang mengandung zat - zat yang penting bagi tubuhnya, maka akan terjadi yang di sebut dengan lapar gizi. Sedang apabila makanan yang di makan pada anak kurang mencukupi takaran yang diperlukan akan terjadi yang namanya lapar biasa. Kedua jenis lapar tersebut, apabila berjalan terus menerus akan menjadi suatu penyakit kekurangan gizi ataupun yang biasa kita dengar dengan gizi buruk.
Kurang gizi dapat timbul sebagai akibat dari beberapa hal yaitu kurangnya kemampuan keluarga menyediakan makanan dikarenakan factor kemiskinan, kurang suburnya tanah, kurang dimanfaatkannya pekarangan dan lain sebagainya. Selain itu juga ada dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang makanan sehat, serta banyaknya tradisi dan kebiasaan yang merugikan, seperti:
1. Penghentian penyusuan lebih awal dari 2 tahun.
2. Anggapan bahwa anak kecil hanya perlu makan sedikit dan adanya pantangan pantangan akan makanan tertentu.
3. Ibu hamil dan menyusui hanya makan sebanyak waktu sebelum hamil dan waktu sebelum menyusui.
Dari kondisi seperti ini penyakit penyakit infeksi akan mengganggu nafsu makan, pencernaan dan penggunaan makanan dalam tubuh manusia. Salah satu penyakit yang membahayakan adalah penyakit diare. Di kawasan Pontianak Selatan ada seorang anak terus menerus merasa kesakitan akibat diare di tambah fisiknya yang semakin hari semakin kurus.
Dari fenomena - fenomena yang sering terjadi belakangan ini maka perlu adanya tinjauan khusus dari pihak Dinas kesehatan dan mungkin hal ini sebagai suatu usulan di dalam peningkatan gizi yang baik pada anak. Hal - hal umum yang perlu ditingkatkan bagi masyarakat yang khususnya perhatian terhadap anaknya.
1. Menyebarluaskan usaha -usaha bagi kesejahteraan anak di dalam lingkungan, Kkususnya mengenai usaha perbaikan gizi terhadap keluarga.
2. Menanamkan rasa tanggung jawab kepada masyarakat, untuk menanggulangi masalah kesehatan dan gizi, khususnya mengenai gejala gizi buruk pada anak di bawah lima tahun, dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan alam lingkungannya, termasuk pelayanan kesehatan dan pelayanan lain yang tersedia.
3. Memberikan tuntunan kepada orang tua, supaya meningkatkan pengawasan dan asuhan kepada anak dibawah lima tahun, mengenai pertumbuhan dan perkembangannya, sesuai dengan pedoman hidup sehat.
Pemenuhan suatu kebutuhan seringkali mengundang kebutuhan lain yang lebih tinggi sifatnya. Hal - hal demikian tidak jarang menyebabkan manusia merasa terhimpit dalam dua hal yang berlawanan . di satu pihak kita merasa jangkauan kehidupannya semakin luas, sedang di pihak lain kita merasa tetap berada di lingkungan persoalan yang tetap begitu saja. Untuk membebaskan himpitan tersebut di perlukan suatu penyelesaian kejiwaan.
Tercapainya tingkat kesehatan jasmani menjadi unsure terpenting pula bagi tercapainya kesehatan rohani, yaitu dibarengi dengan sikap hidup serba wajar dan terbuka, pandangan hidup yang serba seimbang, kepekaan rasa yang tinggi, dan juga kematangan pikiran.
Demikian pula halnya dengan kesehatan jasmani yang semula hanya merupakan pemenuhan kebutuhan hayati saja, kemudian di arahkan kepada kesehatan rohani serta keseimbangan sosial dalam rangka mengevaluasi dan juga merekonstruksi tingkat kualitas gizi yang baik pada anak di moment Hari Anak Nasional ini, yang tidak lain merupakan pemenuhan kewajiban manusia kepada Tuhannya.

(Penulis adalah anggota LAPMI dan Kabid P3A HMI Komisariat FISIP UNTAN Cab PTK).

0 komentar: