Kamis, 03 Juli 2008

Iklan Buat Jeruk Tebas

Oleh: Ir H Awang Heri Bastaman

SALAH satu upaya kita dalam meningkatkan perekonomian daerah adalah dengan cara menggali, mengembangkan dan memberdayakan potensi daerah. Diantaranya yang sudah tergali dari permukaan bumi Kalbar di Kabupaten Sambas dan sudah lumayan berkembang adalah jeruk Tebas. Hanya sayangnya komoditi pertanian salah satu unggulan Kalimantan Barat itu belum dapat diberdayakan sebagaimana mestinya.

Sepertinya jeruk Tebas ini walau sudah dikenal umum masih kurang dipromosikan sebagai salah satu pelengkap empat sehat. Buktinya di kalangan masyarakat yang berkemampuan umumnya memandang sebelah mata ke arah jeruk Tebas yang semestinya jadi kebanggaan kita bersama. Bagi kalangan masyarakat kurang mampu saja masih lebih suka melirik ke buah datangnya dari luar bahkan buah import. Lebih aneh lagi dibandingkan mengkonsumsi sebuah jeruk, banyak yang merasa lebih penting menghisap sebatang rokok yang konon dapat menyebabkan kanker dan sebagainya, walaupun ia tahu sebuah jeruk yang kaya vitamin C itu lebih murah dibandingkan dengan sebatang rokok.

Nampaknya Pemerintah Daerah kita belum berhasil membuat jeruk Tebas mudah terjual dengan harga yang pantas. Kalau Pemerintah Daerah mengidamkan tambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD), kenapa tidak lebih ngotot memperjuangkannya dari sumber jeruk Tebas? Peluang pasarnya masih cukup terbuka asal gencar dipromosikan. Buatlah masyarakat kita menjadi gandrung akan buah sehat jeruk Tebas. Kegandrungan itu tercermin bila setiap rumah makan hingga kantin sekolah menjual jeruk Tebas dan jeruk Tebas itu sering terlihat bersama belanjaan lauk pauk dan sayur mayur. Kalaulah Pemerintah Daerah belum mampu mendapatkan nilai tambah yang lebih besar dengan menjualnya keluar daerah, untuk langkah awal dapat menunjukkan kemampuannya membantu petani jeruk dipasaran lokal. Petani sudah cukup berjuang mengembangkan dengan memperluas areal tanaman jeruk, tinggal Pemerintah yang harus membantu memberdayakan pemasarannya.

Memang sungguh ironis, bagaikan sudah menjadi masalah yang klasik sejak Orde Baru hingga di Era Reformasi ini bila petani jeruk mulai berupaya bangkit selalu mendapat kenyataan pahit, terpuruk karena sulitnya menjual hasil jerih payah mereka. Sempitnya jaringan pasar jeruk Tebas membuat harganya anjlok dan kucuran keringat petani tak lagi mampu untuk terus menyuburkan tanaman jeruknya.

Kondisi ini amat berbeda dengan pasaran rokok yang terus meningkat. Didukung oleh kekuatan modalnya pengusaha rokok mampu mendongkrak omset penjualannya, hingga menjadikannya semakin makmur. Salah satu kiat pengusaha rokok tersebut adalah dengan gencarnya memasang iklan diberbagai media. Upaya yang jitu tersebut berhasil menambah perokok baru setiap harinya. Sudah bukan merupakan hal yang aneh lagi kalau sebagian pelajar yang belum berpenghasilan menggunakan uang jajannya untuk rokok agar terlihat lebih gaya seperti yang diiklankan oleh pengusaha rokok.

Tentulah upaya ini tak mungkin dilakukan oleh petani jeruk yang miskin. Mereka cuma pasrah dengan mekanisme pasar yang sudah ada atau tumbuh secara alamiah yang tentunya tak lagi sesuai dengan zaman sekarang yang tumbuh dan berkembang semakin cepat. Satu-satunya harapan petani jeruk hanya bertumpu kepada Pemerintah Daerah yang lebih mempunyai akses dan daya untuk mengembangkan atau membuka jaringan baru bagi pemasaran jeruk Tebas.

Mestinya Pemerintah Daerah dapat mencontoh upaya yang dilakukan oleh pengusaha rokok. Minimal untuk pemasaran lokal jeruk Tebas keseluruh Kalbar. Masyarakat kita baik yang pendidikannya terbatas maupun yang mudah lupa atau yang selalu ingin gaya dengan buah impor, perlu diingatkan betapa jeruk Tebas kaya akan vitamin C, perlu kesehariannya dikonsumsi oleh masyarakat kita, agar lebih sehat sekaligus membantu petani daerah kita untuk lebih terangkat dari kemiskinannya dan sekaligus membantu meningkatkan perekonomian daerah.

Menjelang Pilkada Kalbar, para kandidat gencar mengiklankan dirinya sebagai sosok yang layak memimpin daerah melalui media massa ataupun baliho yang terbilang mahal. Upaya yang dilakukan bakal calon Pilkada untuk meyakinkan masyarakat tersebut dilakukan dengan biaya besar yang berasal dari dana pribadi dan atau dibantu kelompok atau perorangan yang merupakan pendukungnya.

Bila pemerintah didaerah ini ada keinginan positif untuk menyuburkan petani jeruk yang sekaligus menyehatkan masyarakat serta memperbaiki perekonomian daerah, tentunya akan lebih mampu membuat iklan yang lebih marak dari yang dibuat oleh para Kandidat Pilkada Kalbar tersebut.

Semoga langkah yang telah dilakukan oleh para Kandidat beriklan ria, akan terus berlanjut setelah yang bersangkutan terpilih menjadi pemimpin nomor satu di daerah ini akan mengiklankan Jeruk Tebas yang merupakan produk unggulan daerah Kalbar agar mendapatkan kepercayaan rakyat untuk selalu mengkonsumsinya sehari-hari. Dapat dibayangkan betapa menarik dan efektifnya kalau ada iklan yang menggambarkan Kepala Daerah sedang menikmati memakan buah jeruk bersama anak-anak sekolah.

Iklan jeruk Tebas mungkin akan dapat membuat pasar jeruk lebih terbuka lebar dan tidak akan terjadi lagi demo petani jeruk yang membuang jeruknya di depan halaman DPRD Kabupaten Sambas. Mungkin juga dengan demikian kepala daerah yang berkewajiban melaporkan kinerjanya kepada masyarakat sesuai Peraturan Pemerintah Nomor: 3 Tahun 2007, dapat dilakukan dengan lebih berlapang dada.

(Penulis: Anggota Kelompok Diskusi CORAK)

0 komentar: